Pages

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 30 Mei 2013

Pola Hidup Makanan Sehat

catatankimia.com
Bottom of Form
in BTM, rhodamin B / by S Hamdani /
Bahan pewarna makanan terbagi dalam dua kelompok besar yakni pewarna alami dan pewarna buatan. Di Indonesia, peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 mengenai bahan tambahan pangan. Akan tetapi seringkali terjadi penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan tersebut antara lain disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan, dan disamping itu harga zat pewarna untuk industry jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk pangan. Hal ini disebabkan bea masuk zat pewarna untuk bahan pangan jauh lebih tinggi daripada zat pewarna bahan non pangan. Lagipula warna dari zat pewarna tekstil atau kulit biasanya lebih menarik.
Pewarna alami diperoleh dari tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen. Beberapa pigmen alami yang banyak terdapat di sekitar kita antara lain: klorofil (terdapat pada daun-daun berwarna hijau), karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain berwarna oranye-merah). Umumnya, pigmen-pigmen ini bersifat tidak cukup stabil terhadap panas, cahaya, dan pH tertentu. Walau begitu, pewarna alami umumnya aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh (Anonim, 2008)
Pewarna buatan untuk makanan diperoleh melalui proses sintesis kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia, atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi. Beberapa contoh pewarna buatan yaitu :
  • Warna kuning : tartrazin, sunset yellow
  • Warna merah : allura, eritrosin, amaranth.
  • Warna biru : biru berlian
Tabel : Pembagian pewarna sintetis berdasarkan kemudahannya larut dalam air.
No
Pewarna Sintetis
Warna
Mudah larut di air
Rhodamin B
Merah
Tidak

Methanil Yellow
Kuning
Tidak

Malachite Green
Hijau
Tidak

Sunset Yelow
Kuning
Ya

Tatrazine
Kuning
Ya

Brilliant Blue
Biru
Ya

Carmoisine
Merah
Ya

Erythrosine
Merah
Ya

Fast Red E
Merah
Ya

Amaranth
Merah
Ya

Indigo Carmine
Biru
Ya

Ponceau 4R
Merah
Ya

Dilema Pewarna Makanan


bottle_and_glass_of_incaPenggunaan pewarna sintetis yang tidak proporsional bisa mengganggu kesehatan. Pewarna alami lebih aman asal bahan pendukungnya adalah bahan halal. Dalam sehari, pernahkan Anda mengitung berapa jenis makanan yang dikonsumsi anak kita? Permen, jeli, kue lapis, bahkan minuman warna warni mungkin adalah makanan favorit mereka. Harganya yang tak sampai Rp 5 ribu rupiah menjadi daya tarik tersendiri. Siapa dari mereka yang akan berpikir “jahat”-nya pewarna dalam makanan tersebut.
Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari makanan dan minuman olahan. Berbagai makanan yang dijual di toko, warung dan para pedagang keliling hampir selalu menggunakan bahan pewarna. Warna ini biasanya menyesuaikan dengan rasa yang ingin ditampilkan pada produk tersebut. Misalnya untuk rasa jeruk diberi warna oranye, rasa stroberi dengan warna merah, rasa nanas dengan warna kuning, rasa leci dengan warna putih, rasa anggur dengan warna ungu, rasa pandan dengan warna hijau, dan seterusnya.
Secara umum bahan pewarna yang sering digunakan dalam makanan olahan terbagi atas pewarna sintetis (buatan) dan pewarna natural (alami). Pewarna sintetis pada umumnya terbuat dari bahan-bahan kimia. Misalnya tartrazin untuk warna kuning, allura red untuk warna merah, dan seterusnya. Kadang-kadang pengusaha yang nakal juga menggunakan pewarna bukan makanan (non food grade) untuk memberikan warna pada makanan.
Misalnya saja penggunaan rhodamin B yang sering digunakan untuk mewarnai terasi, kerupuk dan minuman sirup. Penggunaan pewarna jenis ini tentu saja dilarang keras, karena bisa menimbulkan kanker dan penyakit-penyakit lainnya.
Bahan pewarna sintetis yang boleh digunakan untuk makanan (food grade) pun harus dibatasi jumlahnya. Karena pada dasarnya, setiap benda sintetis yang masuk ke dalam tubuh kita akan menimbulkan efek. Beberapa negara maju, seperti Eropa dan Jepang bahkan telah melarang penggunaan pewarna sintetis tersebut. Misalnya saja pewarna tartrazine, telah mulai ditinggalkan oleh negara tertentu. Mereka lebih merekomendasikan pewarna alami, seperti beta karoten.
Mengapa pewarna sintetis masih sangat diminati oleh para produsen makanan? Pertama adalah masalah harga. Pewarna kimia tersebut dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan pewarna alami. Masalah ini tentu saja sangat diperhatikan oleh produsen, mengingat daya beli masyarakat Indonesia yang masih cukup rendah.
Faktor kedua adalah stabilitas. Pewarna sintetis memiliki tingkat stabilitas yang lebih baik, sehingga warnanya tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan. Sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan. Misalnya kerupuk yang menggunakan pewarna alami, maka warna tersebut akan segera pudar manakala mengalami proses penggorengan.
Pewarna alami sebenarnya tidak bebas dari masalah. Dari segi kehalalan, pewarna jenis ini justru memiliki titik kritis yang lebih tinggi. Sebagaimana dijelaskan, pewarna natural ini tidak stabil selama penyimpanan. Untuk mempertahankan warna agar tetap cerah, maka sering digunakan bahan pelapis untuk melindunginya dari pengaruh suhu, cahaya dan kondisi lingkungan lainnya. Nah, bahan pelapis yang sering digunakan adalah gelatin, yang berasal dari hewan. Tentu saja gelatin ini perlu dilihat, apakah berasal dari hewan halal atau tidak.
Salah satu contoh pewarna alami yang digunakan dalam pengolahan pangan adalah xanthaxanthine. Bahan pewarna yang memberikan warna merah ini diekstrak dari sejenis tanaman. Untuk membuat pewarna tersebut stabil maka digunakan gelatin sebagai bahan pelapis (coating) melalui sistem mikroenkapsulasi. Pewarna ini sering digunakan pada industri daging dan ikan kaleng (ikan sardin).
Di satu sisi penggunaan pewarna sintetis yang tidak proporsional dapat menimbulkan masalah kesehatan. Namun penggunaan bahan pewarna alamipun jika tidak dilakukan secara hati-hati dapat menjurus kepada bahan yang haram atau shubhat. Lalu bagaimana sikap kita menghadapi dilema tersebut?
Pilihan terbaik tentu saja tetap pewarna alami, karena ia adalah bahan alam yang tidak menimbulkan efek negatif pada tubuh. Namun harus diingat bahwa penggunaan bahan tambahan atau bahan penolong semisal pelapis pada pewarna tersebut harus dipilih dari bahan-bahan yang halal. Kalau harus menggunakan gelatin sebaiknya dengan gelatin yang halal. Bisa juga digunakan bahan lain, seperti maltodekstrin atau karagenan yang lebih aman dari segi kehalalan.
Jika masalah harga masih menjadi kendala, maka penggunaan bahan pewarna sintetis boleh-boleh saja. Namun harus jenis pewarna yang untuk makanan (food grade) dengan jumlah yang proporsional dan tidak berlebihan.
Bagi konsumen, perlu juga mengetahui ciri-ciri pewarna yang tidak baik. Pertama, carilah makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok. Misalnya, hindari makanan dengan warna merah, kuning dan hijau yang terlihat `ngejreng’. Tidak menutup kemungkinan warna yang terlalu mencolok tersebut berasal dari bahan pewarna non food grade, seperti pewarna teksil yang berbahaya bagi kesehatan. Sedangkan untuk melihat pewarna yang halal dan yang tidak, secara kasat mata memang agak sulit. Oleh karena itu lebih mudah memilih makanan dan minuman yang telah bersertifikat halal. ( tim lppom mui )

Bahaya Pewarna Sintetis pada Makanan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxsBs2OlXP2EV2AghZoebC4YG_94u4V4XOMB5nOcw0xX1mAzpNdtRwVpZbZsFDKNGm5RRa7Y5cIQa3nCscXgyGOFXK7MZF_PfXeqS1s3ItCzQQR5URGE4fC9_d14IS-GSdSldt4GFHZSI/s200/makmin+bahaya.jpg

Melihat kondisi anak-anak sekolahan saat mereka jajan ketika istirahat jam pelajaran, saya berpikir bakalan seperti apa kualitas kesehatan mereka nanti setelah menginjak dewasa bahkan saat tua nanti. Dari penglihatan itu saya mau membagikan sebuah tulisan yang pastinya bermanfaat bagi semua sahabat. Penampilan makanan termasuk dari segi warnanya, memang sangat berpengaruh untuk menggugah selera. Pewarna makanan merupakan benda berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap makanan yang diwarnainya. Tujuan pemberian warna dimaksudkan agar makanan terlihat lebih berwarna sehingga menarik perhatian konsumen. Bahan pewarna umumnya berwujud cair dan bubuk yang larut air.

Zat pewarna sendiri secara luas digunakan diseluruh dunia. Di Indonesia, sejak dahulu orang banyak menggunakan pewarna makanan tradisional yang berasal dari bahan alami, misalnya kunyit untuk warna kuning, daun suji untuk warna hijau.

Ada dua jenis zat pewarna yang sering digunakan dalam pengolahan pangan, yaitu pewarna alami dan sintetis. Semua zat pewarna alami dapat digunakan dalam pengolahan pangan, tetapi tidak begitu dengan pewarna sintetis. Pewarna sintetis yang biasa digunakan dalam pengolahan pangan biasa di sebut dengan  Food Colour.

1. Pewarna makanan alami (Food Colour)

Pewarna alami merupakan pewarna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan yang lebih aman untuk dikonsumsi. Contohnya karotenoid adalah kelompok zat pewarna yang meliputi warna kuning, oranye dan merah. Biasanya terdapat pada tomat, wortel, cabai merah dan jeruk. Sedangkan dari hewan terdapat dalam lobster dan kulit udang.

2. Pewarna Sintetis (Non Food Colour)

Pewarna buatan/sintetis adalah pewarna yang biasanya di buat di pabrik-pabrik dan berasal dari suatu zat kimia. Pewarna ini digolongkan kepada zat berbahaya apabila dicampurkan kedalam makanan. Pewarna sintetis/buatan dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama pada fungsi hati dalam tubuh kita. Contoh-contoh zat pewarna sintetis yang digunakan antara lainindigoten, allura red, fast green, tartrazine.

Bahaya jika digunakan dalam makanan.

Proses pembuatan zat pewarna sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organic sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hasil akhir, atau berbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014 % dan timbale tidak boleh lebih dari 0,001 %, sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada.

Kelarutan pewarna sintetik ada 2 macam yaitu dyes dan lakes. Dyes adalah zat warna yang larut air dan diperjualbelikan dalam bentuk granula, cairan, campuran warna dan pasta. Digunakan untuk mewarnai minuman berkarbonat, minuman ringan, roti, kue-kue produk susu, pembungkus sosis dll. Lakes adalah pigmen yang dibuat melalui pengendapan dari penyerapan dyes pada bahan dasar, biasa digunakan pada pelapisan tablet, campuran adonan kue, cake dan donat.

Rhodamin B

Rhodamin B adalah salah satu pewarna sintetik yang tidak boleh dipergunakan untuk makanan, selain itu pewarna lainnya yang dilarang adalah Metanil Yellow Rhodamin B dengan rumus molekul C28H31N2O3Cl. Sampai sekarang masih banyak digunakan untuk mewarnai berbagai makanan dan minuman (terutama untuk golongan ekonomi lemah), seperti kue-kue basah, saus, sirup, kerupuk dan tahu.

Tanda-tanda dan gejala akut yang ditimbulkan bila terpapar Rhodamin B :

1. Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan.

2. Jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi pada kulit.

3. Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi pada mata, mata kemerahan, udem pada kelopak mata.

4. Jika tertelan dapat menimbulkan gejala kecarunan dan air seni berwarna merah atau merah muda.

Metanil Yellow juga merupakan salah satu zat pewarna yang tidak diizinkan untuk ditambahkan ke dalam bahan makanan. Metanil Yellow digunakan sebagai pewarna untuk produk-produk tekstil (pakaian), cat kayu, dan cat lukis.

Berikut adalah beberapa jenis pewarna sintetis/buatan yang populer dan efek sampingnya yang ditimbulkan:

·         Tartrazine (E102 atau Yellow 5)

Pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak , pada sekitar 1-10 dari 10.000 orang, Tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit). Rhinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam). Intoleransi ini lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitive terhadap aspirin.

·         Sunset Yellow (E110, Orange Yellow/Yellow 6)

Pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna adiktif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual dan muntah.

·         Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)

Pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, pewarna ini dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa Negara.

·         Allura Red (E129)

Pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan minuman. Pewarna ini sudah banyak dilarang di banyak Negara.

·         Quinoline Yellow (E104)

Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energy. Zat ini sudah dilarang di banyak Negara karena dianggap maningkatkan resiko hiperaktivitas dan serangan asma.

Oleh karena itu sebaiknya konsumen sebelum membeli makanan dan minuman, harus meneliti kondisi fisik, kandungan bahgan pembuatannya, kehalalan melaui label yang ada pada kemasan sehingga keamanan makanan senantiasa terjaga.



http://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/home_black.gifhttp://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/separator.gifhttp://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/visi_black.gifhttp://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/separator.gifhttp://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/org_black.gifhttp://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/separator.gifhttp://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/tupok_black.gifhttp://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/separator.gifhttp://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/cont_black.gifhttp://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/separator.gif

    




KUNING METANIL (Methanyl Yellow) 
Kuning metanil merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk, padat, berwarna kuning kecoklatan.
Nama lain atau sinonim/nama dagang dari kuning metanil adalah :
·     Sodium phenylaminobenzene
·     Metaniline Yellow
·     CI Acid Yellow 36
·     CI No. 13065
Penggunaannya
Kuning metanil umumnya digunakan sebagai pewarna tekstil, dan cat.
KUNING METANIL "DILARANG D1GUNAKAN DALAM OHAT, KOSMETIK, MAKANAN DAN MINUMAN".(Permenkes No. 239/Menkes/Per/V/85 tentang Zat . Tertentu yang dinyatakan sebagai Bahan Berbahaya).
DILARANG
- Kuning metanil seringkali disalahgunakan untuk pewarna makanan dan minuman, misalnya : krupuk, 
  sirup, tahu dan mie.
- Untuk pewarna makanan yang menggunakan warna kuning disarankan memakai pewarna alam atau 
  pewarna sintetik yang aman sesuai dengan Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan   
  Tambahan Makanan.
- Pewarna alam, misalnya : kurkumin, kunyit. Pewarna sintetik, misalnya': Kuning FCF, Sunset Yellow.

Bahaya Utama Terhadap Kesehatan
Paparan kuning metanil dalam waktu lama (kronis), dapat menyebabkan kanker pada saluran kemih dan kandungan kemih. 
     Gejala Akut Bila Terpapapar Kuning Metanil
     - Jika terkena kulit dalam jumlah banyak akan menimbulkan iritasi pada kulit
     - Jika terkena mata akan menimbulkan gangguan penglihatan/kabur
     - Jika terhirup akan menimbulkan iritasi pada sa\uran pernafasan, dalam jumlah banyak bisa 
       menimbulkan kerusakan jaringan dan peradangan pada ginjal.
 
Tindakan Yang Dapat Dilakukan Bila Terpapar Kuning Metanil
- Bila terkena kulit, segera lepaskan pakaian, perhiasan dan se'patu penderita yang terkontaminasi/ 
  terkena kuning metanil. Cuci kulit dengan sabun dan air mengalir sampai bersih dari kuning metanil, 
  selama lebih kurang 15 sampai 20 menit. Bila perlu, hubungi dokter.
- Bila terkena mata, bilas dengan air mengalir atau larutan garam fisiologis, mata dikedip-kedipkan 
  sampai dipastikan sisa kuning metanil sudah bersih. Bila perlu, hubungi dokter.
- Bila lertelan dan terjadi muntah, letakkan posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah 
  terjadinya muntahan masuk ke saluran pernafasan.
- Bila korban tidak sadar, miringkan kepala ke samping atau ke satu sisi. Segera korban dibawa ke 
  dokter

http://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/Profil_logo.jpg


 http://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/Simpus%20icon.jpg

  Info


  Data








Links :

http://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/flu%20burung%20gbr.JPG

http://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2/Pin%2005.JPG


Copyright ©2005
Sub Bag Sungram 
Dinkes Jombang







 

 

 

 

Baterai kentang

Sabtu, 20 November 2010

Baterai Kentang


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tanaman darat yang mengandung karbohidrat adalah kentang, Berdasarkan pengalaman empiris bahwa kentang dapat menghasilkan getah, bila kita lakukan pengamatan terhadap getah kentang, maka akan menimbulkan  beberapa pertanyaan di fikiran peneliti. Selain itu kentang sangat mudah di jumpai di pasaran dengan harga yang cukup terjangkau, terkadang kentang yang dianggap tidak laku lagi oleh para pedagang. Mereka hanya bisa membuang kentang tersebut, padahal tanpa mereka sadari bahwa kentang tersebut masih memiliki manfaat. Kebanyakan kentang  digunakan oleh masyarakat hanya sebagai makanan yang memiliki kandungan karbohidrat. Banyak orang yang tidak memperhatikan kentang sebegitu detail. Berdasarkan pengalaman empiris itulah peneliti tertarik untuk meneliti objek ini. Selain itu  berdasarkan pengalaman teoritis bahwa kentang dapat menjadi pengganti elektrolit. Apabila di hubungkan dengan elektroda dapat menghasilkan listrik.
Menurut www.miniscience.com (2010)
Baterai membangkitkan listrik dari sebuah reaksi kimia diantara dua elektroda dan satu elektrolit. Kita bisa gunakan tembaga dan seng sebagai elektroda dan asam sulfur sebagai elektrolit yang menjadi metode untuk membuktikan proses ini. Apakah ada cairan lain sebagai pengganti elektrolit tersebut??? Alam telah menyediakan banyak baterai alami. Kita bisa menggunakan tanah, air, sayuran, atau buah-buahan. Sekarang kita akan mengganti larutan elektrolit tersebut dengan kentang. Apakah bisa??? Kentang banyak mengandung bahan-kimia larut air yang boleh menjadi penyebab reaksi bahan kimia dengan salah satu atau kedua-duanya dari elektroda.
      Dan faktor teoritis juga memperkuat keinginan peneliti untuk meneliti kentang. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin membuat suatu karya ilmiah yang berjudul baterai kentang .
1.2 Rumusan Masalah
Objek penelitian kali ini adalah kentang. kentang merupakan bahan pangan jenis karbohidrat. Di eropa kentang sebagai makanan pokok. Hal yang diteliti dari kentang ini adalah bahan kimia yang dikandung oleh kentang sehingga dapat menjadi elektrolit yang apabila bereaksi dengan salah satu atau kedua-duanya dari elektroda dapat menghasilkan listrik yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan seputar kandungan kentang, yang selaama ini tidak terfikirkan oleh orang banyak.
Sebelumnya, terlabih dahulu kita harus mengetahui tentang elektroda dan elektrolit.
Elektroda dalam sel elektrokimia dapat disebut sebagai anoda atau katoda, kata-kata yang juga diciptakan oleh Faraday. Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron datang dari sel elektrokimia dan oksidasi terjadi, dan katoda didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron memasuki sel elektrokimia dan reduksi terjadi. Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari tegangan listrik yang diberikan ke sel elektrokimia tersebut. Elektroda bipolar adalah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel elektrokimia dan katoda bagi sel elektrokimia lainnya.
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktorelektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan garam kuat. Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm bentuk larutan dan lelehan. atau bentuk liquid dan aqueous. sedangkan dalam bentuk solid atau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit.
Oleh karena itu, apabila elektrolit dapat dihasilkan dari yang bersifat basa maka kentang dapat digunakan sebagai elektrolit, kare telah diketahui bahwa kentang bersifat basa. Sedangkan untuk elektroda bisa menggunakan seng dan tembaga karena seng dan tembaga merupakan penghantrar arus listrik yang baik.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka tumbuhlah beberapa pertanyaan difikiran peneliti. Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
     1. Apakah kentang dapat menghasilkan arus listrik?
     2. Apakah kentang dapat diolah menjadi baterai?
1.3. Tujuan Penelitian
     1.4.1 TujuanUmum
Untuk mengetahui cara mengolah kentang sehingga dapat menghasilkan arus listrik
     1.4.2 Tujuankhusus
1.untuk mengetahui kandungan kentang
2.untuk mengetahui proses pengolahan kentang.
1.4. Manfaat Penelitian
     1.5.1 Agar dapat menambah wawasan peniliti  dan masyarakat mengenai kentang.
     1.5.2 Agar dapat memanfaatkan kentang seefisien mungkin.
     1.5.3  Agar dapat meningkatkan ekonomis masyarakat.       
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1  Kajian Teori
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah salah satu sumber utama karbohidrat, yang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa. Tanaman kentang asalnya dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan oleh penduduk di sana sejak ribuan tahun silam. Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk.
Menurut pendapat http://id.wikipedia.org/wiki/Kentang (2010),
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku   Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula. Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan.Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan tanaman ini pada abad XVI. Dengan cepat menu baru ini tersebar di seluruh bagian Eropa. Dalam sejarah migrasi orang Eropa ke Amerika, tanaman ini pernah menjadi pemicu utama perpindahan bangsa Irlandia ke Amerika pada abad ke-19, di kala terjadi wabah penyakit umbi di daratan Irlandia yang diakibatkan oleh jenis jamur yang disebut ergot. Tanaman kentang asalnya dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan oleh penduduk di sana sejak ribuan tahun silam. Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi.Bunga sempurna dan tersusun majemuk. Ukuran cukup besar, dengan diameter sekitar 3cm. Warnanya berkisar dari uDi pasaran, kentang dipisah-pisahkan menurut ukurannya dan dinamakan kualitas A, B, C, dan D. Kualitas A adalah yang terbaik. Penyebutan 'kentang kualitas AB' berarti campuran dari kualitas A dan B.ungu hingga putih.  
Menurut pendapat www.wisegeek.com(2010),

kentang (Solanum tuberosum L.) adalah zattepung yang dapat dimakan umbi asli Amerika Selatan dan dibudidayakan di seluruh dunia.. Kentang telah dijinakkan selama lebih dari 10.000 tahun, dan lebih dari seribu varietas diketahui, walaupun hanya sebagian kecil dari jumlah ini dibudidayakan secara komersial.. Kentang  memainkan peran penting dalam budaya dan sejarah banyak negara Amerika Selatan, dan diadopsi ke dalam masakan Eropa dan budaya ketika mereka diperkenalkan di tahun 1600-an.

Dalam,kehidupansehari-hari kentang hanya bermanfaat sebagai makanan yang kaya karbohidrat. Bermacam –macam manfaat kentang dalam kehidupan sehari-hari.

            Menurut pendapat Enche Tjin (blog:enche tjin:2010),

kentang memiliki manfaat yang sangat banyak, hal ini dimungkinkan berkat kandungan yang ada di dalamnya. Misalnya saja mineral kalsium yang tinggi sehingga bermanfaat untuk memelihara kesehatan tulang dan gigi.
Kandungan air per 100 gram kentang ialah 82 gram, dengan nilai protein sebanyak 2 gram, kälori sebanyak 70 kkal, dan karbohidrat sebanyak 19 gram. Selain kandungan-kandungan tersebut, kentang juga memiliki kandungan lain seperti zat besi dan riboflavin yang penting bagi tubuh.
Demikian pula dengan vitamin yang ada pada kentang. Sebut saja vitamin C yang notabene mengandung antioksidan yang ampuh untuk mengusir radikal bebas dalam tubuh.

Menurut  Medical Review Board (about.com;2010)

Kentang mengandung kalium lebih banyak dibandingkan sayuran segar lainnya dalam menghasilkan departemen - bahkan lebih dari pisang. Satu kentang memiliki hampir 900 miligram, yang merupakan sekitar 20% dari apa yang Anda butuhkan setiap hari. Kalium adalah penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh. Ini juga penting untuk fungsi saraf dan kontraksi otot normal - termasuk otot jantung. Kalium juga merupakan elektrolit yang membantu menyeimbangkan cairan dalam tubuh Anda, yang penting bagi tekanan darah sehat.

Begitulah manfaat kentang, yang sangat sering dijumpai  dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. banyak manfaat kentang yang lain dan kandungannya. sedangkan kandungan kentang yang tidak semua orang mengetahui bahwa kentang mengandung campuran pati,garam dan air.sebuah garam seperti garam meja. Seperti pendapat  Eric Maass (Manajer Operasional, semikonduktor / produk komunikasi:2010) bahwa “Kentang itu sendiri memiliki campuranpati dangaram dan sedikit air. Sebuah garam, seperti garam meja, di rilis ion air.Ion adalah atom yang memiliki muatan listrik.Tabel garam rilis ion bermuatan listrik dua - ion natrium dengan muatan positif, dan klorin ion dengan muatan negatif.”

Jadi,kentang bisa menghasilkan arus listrik dan dapat menghidupkan sebuah lampu LED. Apakah kentang yang apabila di hubungkan dengan elektroda(tembaga dan seng) yang akan menghasilkan arus listrik dapat disebut baterai?

Baterai merupakan zat kimiawi yang didalamnya terdapat komponen batang karbon sebagai anoda, seng (zn) sebagai katoda dan pasta sebagai elektrolit. Diakibatkan oleh komponen tersebut maka terbentuklah baterai. Pendapat ini diperkuat dengan pendapat http://id.wikipedia.org/wiki/Baterai, sebagai berikut.

Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:

        1. batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai)
        2. seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai)
        3. pasta sebagai elektrolit (penghantar)

Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan listrik 1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang dinamakan rechargeable battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang biasa terdapat pada telepon genggam. Baterai sekali pakai disebut juga dengan baterai primer, sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai sekunder.Baik baterai primer maupun baterai sekunder, kedua-duanya bersifat merubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai primer hanya bisa dipakai sekali, karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa dibalik (irreversible reaction). Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang karena reaksi kimianya bersifat bisa dibalik (reversible reaction).

Dengan begitu, bila kentang yang dihubungkan dengan elektroda(tembaga dan seng) dan menghasilkan energi listrik, maka kentang juga bisa kita sebut sebagai batrai. Walaupun elektroda yang digunakan berbeda dengan baterai pada uumnya dan elektrolit yang brbeda pula.
kebutuhan akan energi semakin meningkat. Namun seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan energi tersebut tidak diimbangi dengan meningkatnya sumber energi. Sebagian besar sumber energi yang kita gunakan adalah berasal dari matahari dan fosil (minyak). Ironisnya sumber energi listrikpun dihasilkan dengan bantuan minyak bumi.
Sekarang sumber energi fosil sudah semakin menipis. Kita perlu memikirkan sumber energi lain. Disekolah-sekolah sudah mulai diajarkan bagaimana mencari sumber energi lain, salah satunya adalah menghasilkan energi listrik dari kentang.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh miniscien.com.Dengan data yang dilakukan oleh miniscien.com dengan uraian sebagai berikut.
Kentang mengandung banyak bahan kimia larut air yang dapat menyebabkan reaksi kimia dengan satu atau kedua elektroda kami. Jadi kita bisa mendapatkan listrik dari itu.
Bahan:
Untuk percobaan ini kami menggunakan
  • Kentang segar
  • Tembaga Elektroda
  • Seng Elektroda
  • Sebuah digital atau analog Multimeter untuk mengukur Tegangan atau Arus listrik yang dihasilkan.
·        Leads klip / Rujukan
Prosedur:
Kami memasukkan tembaga dan elektroda seng ke kentang, dekat tetapi tidak saling bersentuhan. Kami menggunakan Klip mengarah untuk menghubungkan elektroda kami ke Multimeter untuk mengukur tegangan antara dua elektroda atau saat melewati multimeter tersebut.Untuk percobaan ini kita menghilangkan kulit rusak baterai AA untuk elektroda seng kami menunjukkan. (Pastikan untuk Anda uji multimeter dengan yang Positif dan negatif menghubungkan kabel satu sama lain yang harus ada arus dan tegangan tidak ada).
Sebuah multimeter digital menunjukkan 1,2 volt antara elektroda, tetapi multimeter analog menunjukkan nilai yang jauh lebih kecil. Dengan kata lain meskipun tegangan antara elektrode adalah 1,2 Volt, kecepatan produksi listrik tidak cukup tinggi untuk multimeter analog untuk menunjukkan tegangan yang tepat. (Multimeter Analog mendapatkan daya dari kentang kami untuk menunjukkan tegangan, tapi Multimeter digital mendapatkan daya dari baterai internal dan tidak mengkonsumsi energi listrik yang dihasilkan oleh kentang kita, itulah sebabnya hal itu menunjukkan yang lebih besar dan lebih akurat nilai).
Kami mengulangi percobaan dengan beberapa buah lainnya dan semua yang dihasilkan hampir sama. Dalam semua kasus tegangan yang dihasilkan adalah antara 1 dan 1,5 volt, dan dalam semua kasus mereka tidak menghasilkan arus yang cukup untuk menyalakan lampu kecil.
2.3 Kerangka Berpikir
kentang
elektroda (seng dan tembaga)

LED

Kabel penghubung

Tusukkan elektroda

Hubungkan dengan kabel

Kabel dihubungkan dengan LED

Baterai yang dapat menghidupkan lampu LED
2.4 Hipotesis
      Kentang dapat menghasilkan arus listrik dan dapat diolah menjadi baterai. 










BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat danWaktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung selama sepuluh minggu.kegiatan pertama dimulai pada minggu kedua bulan Maret 2010 dan berakhir pada minggu keempat bulan Mei 2010.waktu yang sepuluh minggu itu digunakan untuk untuk berbagai kegiatan yang berhubungan dengan penelitian. Jadwal penelitian terlampir.
Penelitian dilaksanakan di rumah peneliti. Karena alat-alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian tersedia di lingkungan rumah.
3.2 Teknik Penelitian
     3.2.1 TeknikPengumpulanData
Cara pengumpulan data adalah dengan cara experimen. Dengan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:
Alat dan bahan:
1.      Kawat  tembaga , kawat tembaga yang digunakan pada penelitian ini adalah lempengan tembaga yang berukuran 10cmx3,5cm,dan berbentuk seperti persegi panjang
2.      Kawat seng , kawat seng yang digunakan adalah lempengan seng yang berbentuk persegi panjang dan ukarannya saa dengan kawat tembaga
3.      Lampu dioda (LED),LED yang digunakan sama seperti LED pada umumnya.
4.      Kabel penghubung(capit buaya),kabel yang digunakan,panjangnya kurang lebih 13 cm dan lebih baik jika dihubungkan dengan capit buaya.
5.      Multimeter
Cara Kerja:
1.      Iris kentang sampai 3 cm (sebelah kiri dan kanan)
2.      Tusukan kawat tembaga dan kawat  seng pada bagian yang telah di iris.
3.      Untuk menguji voltasenya,bias digunakan multieter
4.      Jika ingin menghidupkan satu buah lampu LED bisa digunakan 4-6 buah kentang dengan merangkai serinya. Karena arus listrik yang dihasilkan oleh satu buah kentang sangat lemah.
5.      Cara menghubungkan kabel dengan kawat tembaga dan seng jika ingin merangkai serinya yaitu: CU-ZN-CU-ZN-CU-ZN…danjapitkan capit buaya  pada kabel pada tembaga dan seng tersebut
6.      Dan hubungkan pada lampu LED.
Maka telah dihasilkan baterai kentang,hal ini membuktikan bahwa kentang dapat menghasilkan arus listrik dan bisa menjadi pengganti elektrolit, elemen ini disebut dengan elemen galvani.
     3.2.2     Instrumen (Alat Pengumpulan Data)
Instrument pengumpul data yang digunakan berupa table perekaman    hasil      experiment atau percobaan. Tabelnya adalah sebagai berikut:
                                   
no
Banyak kentang
Voltase
Reaksi
1.



2.



3.



4.



5.



6.



Table 3.1 pengumpulan data
  
  3.2.4 TeknikAnalisisData
Ada tiga langkah dilakukan dalam menganalisis data dalam penilitian ini. Ketiga langkah itu adalah (a) pengelompokkan data berdasarkan rumusan masalah ; (b) memasukkan data ke dalam tabel (tabulasi data) ; (c) menafsirkan data untuk digunakan sebagai bahan untuk menguji hipotesis.
Ada dua rumusan masalah yang diajukan. Masalah pertama memiliki satu buah pertanyaan penelitian berarti ada satu data. Data itu tentang arus listrik ada kentang. Rumusan masalah yang kedua , memiliki satu pertanyaan penelitian  yaitu tentang pengolahan kentang menjadi baterai.
Data-data yang telah diperoleh dimasukkan ke dalam tabel seperti terlihat pada tabel 3.1 pengumpulan data.
Berdasarkan hipotesis kentang dapat menghasilkan arus listrik dan dapat diolah menjadi baterai.






BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Variabel Penelitian        
Ada dua variable penelitian ini. Kedua variable itu adalah X dan Y. variable X adalah kentang dan variabel Y adalah baterai. Variable X berfungsi sebagai variable bebas. Artinya, X akan mengakibatkan perubahan pada Y yang disebut variable teriikat. Inti gabungan kedua variable itu adalah kentang yang  dapat menghasilkan arus listrik dan dapat diolah sehingga menghasilkan baterĂ­a kentang. Jadi hubungannya adalah sebab-akibat.
Kentang diolah dengan cara yang sederhana dengan menggunakan elektroda, karena telah diketahi kentang merupakan salah satu pengganti elektrolit. Dengan menggunakan beberapa bahan dan beberapa prosedur. Maka akhir dari proses ini akan menghasilkan  sebuah baterai kentang . dengan pengujian arus listrik menggunakan multimeter dan LED.
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian atau pengumpulan data dilakukan dengan cara percobaan atau experimen. Experimen dilakukan berkali-kali. Data dikumpulkan untuk enam experimen. Artinya. Kentang diolah sebanyak enam kali. Dengan waktu satu hari.
Hasil yang didapat digambarkan pada tabel berikut:
Hasil experimen komulatif

No
Banyak
kentang
voltase
Reaksi LED
2,5 volt
1
1 buah kentang
- 0,5 volt
Tidak hidup
2
2 buah kentang
- 1,0 volt
Tidak hidup
3
3 buah kentang
- 1,5 volt
Tidak hidup
4
4 buah kentang
- 2,0 volt
Hidup
5
5 buah kentang
- 2,5 volt
Hidup
6
6 buah kentang
+ 2,5 volt
Hidup
7
10 buah kentang
- 5,0 volt
Hidup (2 buah LED)
Tabel 4.1 hasil pengujian kentang

4.3 Uji Hipotesis
Hipotesis yang diturunkan dari rumusan masalah bahwa kentang menhasilkan arus listrik dan dapat diolah menjadi kentang. Hipotesis tersebut telah teruji dengan data seperti yang tertera pada tabel 4.1. dan dengan data gambar sebagai berikut.
Pada satu sampai tiga buah kentang tidak dapat menghidupkan sebuah lampu LED. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxhEW1cCNz3U2PTq_997ZtKPfeGavsD4yWfCIQ7tgU40Mo-6GKsEhP1YZOYCDkPioaQd33iIRz6pJkc5uZQ8c3QBs5MpHHOlXq5cb0ZRRg6OCOJHAXCxoYrM3MPnTOjDGbMW-9g5Zw/s1600/SP_A0784.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxhEW1cCNz3U2PTq_997ZtKPfeGavsD4yWfCIQ7tgU40Mo-6GKsEhP1YZOYCDkPioaQd33iIRz6pJkc5uZQ8c3QBs5MpHHOlXq5cb0ZRRg6OCOJHAXCxoYrM3MPnTOjDGbMW-9g5Zw/s1600/SP_A0784.jpg

Gambar 4.1 hasil pengujian pada satu buah kentang

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwysUSXXx9xNkaOWII5VukKmP9n67HVvJBLDNdMarHAmf8fv7mWdFSO8jhHCAv592IO8dFaH5tUwJTM34A2UQJUM4NOuXKOBTNLfulXvLplyROEx_lm-v4S2G8jnpJQln0ShxYrcqX/s1600/SP_A0786.jpg
Gambar 4.2 hasil pengujian terhadap tiga buah kentang
Dan pada empat buah kentang telah berhasil diuji dan dapat menghidupkan sebuah lampu LED. Dan gambar hasil percobaan ini dapat dilihat sebagai berikut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw1pOY0OpbvmDNVfvB6cXs_LU_iBlgh-qbvJdYWAcxp80VqZMejNVqAkmA93mXtbAFvg8NHQ9MJoQ8IitTKp21qXl-Qf9xR6LKtSXUvg1Rnuu6R6fYM3owcDI35zEK45MN_wOXuT-o/s1600/SP_A0788.jpg

Gambar 4.4 hasil pengujian pada empat buah kentang

Berikut hasil pengujian lima dan enam buah kentang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidqQqDXw2E8rysJG8VlnEdwrHbacnZq39jH39OQxIBKCEm5nGVmTXl2AoC5lpcVo1f4jBeGXE5Y5yWzblDL8gEPiZbG4gmnN7O2eafaMQUyh85hXigIcbuW_U1mxLgpe5L6H1wFuLX/s1600/SP_A0790.jpg

Gambar 4.5 hasil pengujian terhadap enam buah kentang

Gambar 4.6 hasil pengujian terhadap lima buah kentang
Tertera pada tabel, bahwa sepuluh buah kentang dapat menghidupkan lampu sbesar 0,5 volt dan telah diuji dengan menggunakan dua buah lampu LED.
Berikut gambar hasil pada eksperimen ini.








4.4 pembahasan hasil

Kentang (solanum tberosum l.) ternyata dapat menghasilkan arus listrik. Hal itu telah dibuktikan dengan eksperimen. Seperti yang tertera pada tabel 4.1 dan gambar yang telah ditampilkan. Telah teruji bahwa satu buah kentang dapat mengasilkan  arus listrik – 0,5 volt. Dan bila satu buah kentang dapat menghasilkan – 0,5 volt arus listrik. Bila dirangkai seri dengan menggunakan empat buah kentang, empat buah lempengan tembaga, empat buah lempengan seng, maka dapat menghidupkan satu buah lampu LED. Dan menghasilkan arus listrik – 2,0 volt. Dan voltase dari kentang tersebut dapat diuji dengan menggunakan multimeter. Apabila ingin mengidupkan 5,0 volt lampu, juga dapat dilakukan dengan merangkai seri kentang-kentang tersebut. Yang harus diingat adalh elektroda. Tanpa elektroda kentang tidak dapat menghidupkan lampu, walaupun kentang telah diketahui dapat menghasilkan arus listrik. arus listrik dapat dihantarkan melalui seng (katoda) dan tembaga (anoda). Baterai kentang ini dapat dimanfaatkan untuk menghidupkan lampu, bahkan apabila kita dapat merangkai seri kentang tersebut dengan menggunakan kentang yang banyak pula, maka baterai kentang tersebut juga dapat menghidupkan sebuah kalkulator. Tetapi, pada karya tulis ilmiah ini, peneliti hanya melakukan pengujian tersebut pada lampu LED. Meskipun baterai kentang ini dapat dimanfaatkan layaknya baterai biasa, tetapi baterai kentang memiliki kelemahan dibandingkan baterai biasa. Baterai kentang hanya bertahan paling lama satu hari, bila baterai kentang dibiarkan beberapa hari, maka kentang akan membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap. Dan apabila kentang telah dijadikan baterai, kentang tidak dapat lagi dikonsumsi. Karena kentang telah bereaksi  terhadap elektroda (seng dan tembaga) dan kandungan kentang tersebut telah menjadi racun. Selain itu, untuk merangkai seri kentang diperlukan kentang yang banyak, serta biaya yang besar pula. Tetapi, dengan adanya penelitian terhadap kentang ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat bahwa kentang (solanum tuberosum l.) tanaman darat yang kaya karbohidrat dapat menghasilkan arus listrik. Dan dapat diolah menjadi baterai. Dan baterai yang dihasilkan dapat dimanfaatkan layakna baterai biasa. Dan sangat bermanfaat digunakan bila suatu saat nanti baterai sudah menjadi barang yang langka.













BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan

Penelitin ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
(1)   Hipotesis yang diturunkan dari rumusan masalah adalah kentang dapat menghasilkan arus listrik dan dapat diolah menjadi baterai.
(2)   Hipotesis tersebut diuji berdasarkan data hasil penelitian. Untuk mengumpulkan data digunakan tabel pengumpulan data.
(3)   Hiposis telah teruji dengan data, teori yang telah tersedia
(4)   Hipotesis benar. Dan kentang memang benar dapat menghasilkan arus listrik dan dapat diolah menjadi baterai.
5.2 Saran
Pada akhir laporan penelitian ini disampaikan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti kentang agar bisa mengolah kentang sedemikian rupa dan pengujian bahwa kentang dapat menghasilkan arus listrik agar dapat dipublikasikan di tengah-tengah masyarakat dengan menampilkan pemanfaatannya. Dan peneliti selanjutnya dapat menjadikan baterai kentang populer dan lebih mengolah baterai kentang ini seefisien mungkin. Dan untuk pembaca agar penelitian ini bermanfaat dan  berguna dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kepada teman-teman sebaya agar juga bisa untuk memanfaatkan baterai kentang ini, dan dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta memberi tahu pengetahuan ini kepada teman-teman yang lain. Agar baterai kentang ini dapat dimanfaatkan.


Tidak ada komentar:

 

Welcome to Indonesia Chapter

About

Blog ini adalah blog resmi dari Palang Merah Remaja Indonesia SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.